Minggu, 24 Maret 2013

1 - Pengantar Analisis dan Perancangan Jaringan Komputer (3)


A.     TOPOLOGI JARINGAN
Topologi jaringan adalah sebuah pola interkoneksi dari beberapa terminal komputer. Topologi jaringan merupakan representasi geometri dari hubungan antar perangkat (terminal komputer, repeaters, bridges) satu dengan lainnya (Green, 1985:22).
Topologi jaringan sendiri terbagi menjadi dua yaitu:
·         Physical. Merupakan gambaran fisik dari hubungan antara perangkat (komputer, server, hub, switch, dan kabel jaringan) yang membentuk suatu pola khusus 
·         Logical. Merupakan gambaran bagaimana suatu perangkat dapat berkomunikasi dengan perangkat lainnya.
1.      Topologi Bus
Topologi bus merupakan topologi dimana semua perangakat keras terhubung melalui kabel tunggal yang kedua ujungnya tidak tertutup dan masing-masing ujungnya menggunakan sebuah perangkat terminator. Jika alamat perangkat sesuai dengan alamat pada informasi yang dikirim, maka informasi akan diterima dan diproses. Jika tidak, maka informasi akan diabaikan.
 
Keuntungan topologi bus adalah :
·         Jarak LAN tidak terbatas
·         Kecepatan pengiriman tinggi.
·         Tidak diperlukan pengendali pusat.
·         Jumlah perangkat yang terhubung dapat dirubah tanpa mengganggu yang lain.
·         Kemampuan pengembangan tinggi.
·         Keterandalan jaringan tinggi.
·         Kondusif untuk jaringan gedung bertingkat.
Kerugian topologi bus adalah :
·         Jika tingkat traffic tinggi dapat menyebabkan kemacetan.
·         Diperlukan repeater untuk memperkuat sinyal.
·         Operasional jaringan LAN tergantung tiap perangkat.

2.      Topologi Ring
Topologi ring merupakan topologi dimana setiap perangkat dihubungkan sehingga berbentuk lingkaran. Setiap informasi yang diperoleh akan diperiksa alamatnya oleh perangkat jika sesuai maka informasi akan diproses sedangkan jika tidak maka informasi diabaikan.
Keuntungan topologi ring adalah:
·         Kecepatan pengiriman tinggi.
·         Dapat melayani traffic yang padat.
·         Tidak diperlukan host, relatif murah.
·         Dapat melayani berbagai mesin pengirim.
·         Komunikasi antar terminal mudah.
·         Waktu yang diperlukan untuk pengaksesan data optimal.
Kerugian topologi ring adalah:
·         Perubahan jumlah perangkat sulit.
·         Kerusakan pada media pengirim dapat mempengaruhi seluruh jaringan.
·         Harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi kesalahan untuk kemudian di isolasi.
·         Kerusakan salah satu perangkat menyebabkan kelumpuhan jaringan.
·         Tidak baik untuk pengiriman suara, video dan data.

3.      Topologi Tree
Topologi tree merupakan generalisasi dari topologi bus, media transmisi berupa kabel yang bercabang tanpa loop tertutup.Topologi tree selalu dimulai pada titik yang disebut headend. Satu atau beberapa kabel berasal dari headend.
Keuntungan topologi tree adalah :
·         Kontrol manajemen mudah karena bersifat terpusat.
·         Mudah untuk dikembangkan.

Kerugian topologi tree adalah :
·         Karena data yang dikirim diterima oleh semua perangkat diperlukan mekanisme untuk mengidentifikasi perangkat yang ingin di tuju.
·         Diperlukan mekanisme transmisi data untuk menghindari overlapping sinyal jika 2 perangkat mengirim data secara bersamaan. 
4.      Topologi Star
Kontrol terpusat, semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut ke semua simpul atau client yang dipilihnya. Simpul pusat dinamakan primer atau server dan lainnya dinamakan stasiun sekunder atau client server. Setelah hubungan jaringan dimulai oleh server maka client server sewaktu-waktu dapat menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu perintah dari server.
Keuntungan topologi star adalah:
·         Paling fleksibel
·         Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan lain
·         Kontrol terpusat
·         Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan
·         Kemudahan pengelolaan jaringan
Kerugian topologi star adalah:
·         Jika trafik padat maka dapat menyebabkan lambatnya jaringan
·         Jaringan sangat bergantung pada perangkat pengendali.
 5.      Topologi Mesh
Topologi Mesh menerapkan hubungan antarkomputer secara penuh karena setiap komputer berperan sebagai sentral.  Jenis topologi yang merupakan dari berbagai jenis topologi yang lain(disesuaikan dengan kebutuhan). Biasanya digunakan pada jaringan yang tidak memiliki terlalu banyak node di dalamnya. Dikarenakan setiap perangkat dihubungkan dengan perangkat lainnya.
 
Keuntungan topologi mesh adalah:
·         Memiliki respon waktu cepat.
·         Tidak memerlukan protocol tambahan karena tidak ada fungsi switching.
Kerugian topologi mesh adalah:
·         Tidak praktis karen banyak memakai kabel
·         Biaya cukup  tinggi untuk implementasinya.
 
B.      IP ADDRESS VERSI 4
IP versi 4(IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP dengan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3.
1.    Classfull Addresing
Merupakan metode pembagian IP address ke dalam lima kelas, yaitu:
a.    Kelas A
·      Nilai 1 bit pertama IP address adalah ‘0’.
·      Menggunakan 8 bit alamat jaringan dan 24 bit untuk alamat host.


nnnnnnn

hhhhhhhhh. hhhhhhhhh.hhhhhhhhh


NetID

HostID

·      Mempunyai 126 jaringan (0 dan 127 dicadangkan) dengan 16.777.214 host untuk setiap jaringan.
·      Dialokasikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar.
b.    Kelas B
·      Nilai 2 bit pertama IP address adalah ‘1 0’.
·      Menggunakan 16 bit alamat jaringan dan 16 bit untuk alamat host.


10

nnnnnn. nnnnnnnn

hhhhhhhhh. hhhhhhhhh




NetID

HostID

·      Mempunyai 16.384 jaringan dengan 65.532 host untuk setiap jaringan.
·      Dialokasikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar dan sedang.
c.    Kelas C
·      Nilai 3 bit pertama IP address adalah ‘1 1 0’.
·      Menggunakan 24 bit alamat jaringan dan 8 bit untuk alamat host.


110

nnnnn. nnnnnnnn

hhhhhhhhh. hhhhhhhhh




NetID

HostID

·      Mempunyai 2.097.152 jaringan dengan 254 host untuk setiap jaringan.
·      Dialokasikan untuk jaringan dengan jumlah host tidak sampai 254.

d.    Kelas D
·      Nilai 4 bit pertama IP address adalah 1 1 1 0.


1110

nnnn. nnnnnnnn

hhhhhhhhh. hhhhhhhhh




NetID

HostID

·      Digunakan untuk keperluan IP multicasting,
e.    Kelas E
·      Nilai 4 bit pertama IP address adalah 1 1 1 1.


1111

nnnn. nnnnnnnn

hhhhhhhhh. hhhhhhhhh


Research

·      Kelas E dicadangkan untuk keperluan eksperimen (research).

2.    Classless Addresing
Metode ini bnyak diterapkan yakni pengalokasian IP address dalam notasi Classes Inter Domain Routing (CIDR). Penulisan network prefix suatu kelas IP address menggunakan garis miring (slash) “/” lalu diikuti dengan angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit.
Misalnya, IP  192.168.10.0/27,tanda prefik ini menunjukan banyaknya host yang dapat terhubung pada sebuah jaringan local,dan prefik ini juga menunjukan jumlah bit network (n).sehingga apabila ditelusuri, IP diatas memiliki susunan bit sebagai berikut:
nnnnnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.nnnhhhhh
Total bit = 32, jumlah bit n (network) = 27, jumlah bit h (host) = 5.
Rumus untuk mencari jumlah host yang dapat saling terhubung adalah 2 pangkat h-2. Pada contoh diatas, IP tersebut memiliki jumlah bit h sebanyak 5. Jadi perhitungan jumlah host yang dapat terhubung adalah sebanyak 25-2= 30 buah host.
Kemudian berikut ini adalah baris IP yang dipakai:
·         network IP : 192.168.10.0/27 (IP Address yang menyatakan alamat network)
·         1st IP : 192.168.10.1/27 (IP Address pertama yang dapat digunakan host)
·         last IP : 192.168.10.30/27 (IP Address terakhir yang dapat digunakan host)
·         Broadcast IP : 192.168.10.31/27 (IP Address untuk menirim paket secara massal)
·         Jumlah IP yang dapat dipakai pada host adalah sebanyak 30. yaitu dari 192.168.10.1 sampai 192.168.10.30. itu adalah pada group IP Network yang pertama.

3.    Subnet
Subneting merupakan proses memecah satu kelas IP address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit. Sementara subnet mask digunakan untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet.
a.    CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
Classless Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.
CIDR merupakan mekanisme routing dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
CIDR  digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnet mask agar lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya. Untuk penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address pada kelas A adalah /8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai dengan /23, dan kelas C adalah /24 sampai dengan /28. Subnet mask CIDR /31 dan /32 tidak pernah ada dalam jaringan yang nyata.
Contoh IP address adalah 202.91.8.0/24 dibagi dalam beberapa jaringan (subnet).


Subnet 1 = 62 host – network address = 202.91.8.0/26
Subnet 2 = 62 host – network address = 202.91.8.64/26
Subnet 3 = 62 host – network address = 202.91.8.128/26
Subnet 4 = 62 host – network address = 202.91.8.192/26
Subnet Mask = 255.255.255.192


Jika subnet 4 ingin dipecah lagi menjadi 2 jaringan maka 62 IP address yang sebelumnya dialokasikan untuk host subnet 4 dipecah menjadi 2 subnet dengan jumlah host yang sama.


Subnet 4 = 30 host – network address = 202.91.8.192/27
Subnet 5 = 30 host – network address = 202.91.8.224/27
Subnet Mask = 255.255.255.224


b.   Variable Length Subnet Mask (VLSM)
VLSM memberikan suatu network address lebih dari satu subnet mask.
Contoh IP address 169.254.0.0/20 dibagi 16


Subnet 1 = 4096 host – Net address = 169.254.0.0/20
Subnet 2 = 4096 host – Net address = 169.254.16.0/20
...
...
Subnet 16 = 4096 host – Net address = 169.254.240.0/20
Subnet Mask = 255.255.240.0

Berikutnya subnet 2 dipecah menjadi 16 subnet lagi yang lebih kecil.


Subnet 2.1 = 254 host – Net address = 169.254.16.0/24
Subnet 2.2 = 254 host – Net address = 169.254.17.0/24
...
...
Subnet 2.16 = 254 host – Net address = 169.254.31.0/24
Subnet Mask = 255.255.255.0

Bila subnet 2.1. dipecah lagi misalnya menjadi 4 subnet maka:


Subnet 2.1.1 = 62 host – Net address = 169.254.16.0/26
Subnet 2.1.2 = 62 host – Net address = 169.254.16.64/26
...
...
Subnet 2.1.3 = 62 host – Net address = 169.254.16.192/26
Subnet Mask = 255.255.255.192


C.      PENGALOKASIAN IP ADDRESS
Terdapat beberapa aturan dasar dalam penggunaan network ID dan host ID, yaitu:
1. Network ID 127.0.0.0 tidak dapat digunakan karena IP tersebut merupakan alamat loopback dari sistem lokal.
2.      Host ID tidak boleh semua bitnya diset 1, karena dapat diartikan alamat broadcast.
3.    Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0 seperti 0.0.0.0), karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat jaringan. Alamat jaringan adalah alamat untuk menunjuk suatu jaringan dan tidak menunjukkan suatu host.
4.   Host ID harus unik dalam suatu jaringan. Artinya, dalam satu jaringan , tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama.
5. IP Private yang anda digunakan dalam jaringan lokal, yaitu: 10/8, 172.16.0.0/12, 192.168.0.0/16, 224.0.0.0/4 (class D multicast), 240.0.0.0/5 (class E research) karena IP ini tidak dipergunakan (di-publish) di internet.